I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Maasalah
Banyak ahli berpendapat bahawa masa
datang, banyak sekolah swasta yang maju dan kualitasnya lebih baik daripada
sekolah negeri. Kini, jika sekolah menghendaki maju harus dikelola secara
professional. Sekolah professional tidak
tergantung dari arahan kebijakan dan alokasi dana dari Pemerintah. Oleh karena
itu, Kepala sekolah harus memahami Prinsip Kewirausahaan. Kemudian menerapkan
dalam mengelola sekolah.
Sekolah berbasis Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), adalah pendekatan
politik yang bertujuan mendesain pengelolaan sekolah dengan memberikan
kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
upaya perbaikan kinerja guru, siswa, KS, Orang tua siswa, dan masyarakat. MBS
merubah sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam
pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap yang berkepentingan di tingkat
lokal.(Chapman, dalam Nanang Fattah: 2003: 9)
1.2 Manfaat
Kepala sekolah akhir diklat mampu melaksanakan program kewirausahaan sesuai
dengan kondisi, situasi serta lingkungan di mana sekolah itu berada. Untuk itu
perlu dibekali ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan berikut keterampilan
melaksanakan program kewirausahaan yang diputuskan bersama oleh warga sekolah.
II. PEMBAHASAN
Apakah pengertian Jiwa Intrefreneur ? Jiwa wiraswasta Intrefreneur adalah:
Sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organesasi sekolah dengan
selalu mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru sehingga dicapai
efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Konsep Dasar Anggaran
Kepala sekolah perlu
mempertanggungjawabkan pemakaian uang yang diterima kepada masyarakat dan
pemerintah. Anggaran Pendapatan
Belanja Sekolah akan dimanfaatkan untuk program sekolah.Tujuan kegiatan ini
meningkatkan kemampuan kepada sekolah memberdayakan sumber daya yang dimiliki
lembaga yang dipimpinnya untuk kelancaran program dan kesejahteraan sekolah.
Rencana Anggaran Program
• Sedia
Komponen Sumber Daya meliputi: tenaga pengajar, tenaga staf, bahan, peralatan
belajar, kondisi bangunan dan ruangan, buku-buku, serta jasa pelayanan.
• Identifikasi
sumber daya yang perlu untuk beroperasinya program,
•
Memprioritaskan
sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan program
•
Memprioritaskan
program sesuai dengan sumber daya yang
ada.
Sumber Dana
Sumber Keuangan Sekolah
Orang tua
• Kontribusi
orang tua semakin penting ketika pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk
membiayai kebutuhan sekolah yang memadai. Kepala sekolah perlu mendorong orang
tua yang mampu tetapi tidak memiliki kemauan untuk membantu. Kepala sekolah
membantu siswa tidak mampu, khusus siswa berbakat.
Partisipasi Masyarakat kepada sekolah
·
Manajemen Sumber daya pendidikan
·
Dunia usaha
·
Unsur Yayasan/Swasta
·
Unsur Tokoh
·
Masyarakat
·
Unsur Komite
·
Sekolah
·
Sekolah (Nanang Fattah:2003:67)
Unsur Pemerintah
Pemerintah Pusat
1. Memberi dana hibah kepada sekolah
2.
Membayar gaji para guru
3.
Membantu proyek pencarian dana sekolah berupa
penyediaan tenaga ahli, bahan dan peralatan
4.
Membiayai rehabilitasi sekolah untuk daerah tertentu
Pemerintah Daerah.
1.
Setiap daerah memiliki tanggungjawab untuk menempatkan
dan membuka sekolah, menyediakan sarana prasarana fisik, ruang kelas dan
kantor.
Masyarakat.
1.
Proyek pembangunan sekolah.
2.
Memberikan hibah tanah untuk kepentingan sekolah.
3. Pengumpulan dana untuk kepentingan
sekolah.
4. Pengumpulan dana dari alumni untuk
kegiatan sekolah.
Fasilitas Sekolah dapat diberdayakan
1.
Menyewakan aula.
2.
Menyewakan tempat bermain
3.
Membuka usaha pertanian bagi yang memiliki lahan, kebun sekolah
4.
Mendirikan kantin dan koperasi sekolah
5.
Membuka usaha foto copy
6.
Menyediakan mesin pencetak naskah ulangan umum, dan
koreksi LJK.
7.
Membuka jasa wartel.
8.
Siswa:
9.
Usaha perkebunan
10. Usaha
peternakan
Siswa:
1. Usaha perkebunan
2. Usaha peternakan
Pemanfaatan tenaga anak-anak sifatnya edukatif bukan eksplorasi anak-anak
dengan harapan tenaga murah tidak bayar.
Beberapa kegiatan di atas dapat menghasilkan uang dan pendidikan
yang tinggi dalam rangka melatih siswa dalam berusaha.Misal: Siswa SMK Mesin,
siswa bisa magang kerja di bengkel, buka bengkel. Jika lulus langsung bekerja.
Dalam rangka otonomi dan
desentralisasi tanggungjawb tingkat propinsi, kabupaten, kota dalam UU NO. 22 tanggal 7 Mei 1999,
kesempatan sekolah negeri untuk mencari dana secara pro aktif semakin
terbuka.Dengan keserasian link and match dan kebijakan unit produksi
juga relevan untuk mencari dana.Kepala sekolah harus mencoba meskipun ada . Reresiko.
Cara mengatasi Pengelolaan uang tranparan dan keterbukaan dari semua pihak.
Prakarsa menggali dana ini, keberhasilan sekolah dalam usaha ini akan mendorong
meningkatkan motivasi guru dan siswa sebagai tanda sekolah yang efektif.
Banyak kemungkinan untuk menggali
sumber dana yang berbasis kemampuan dan potensi yang ada di sekolah.Misalnya :
1. Kursus komputer, internet bagi siswa di luar jam belajar
2. Menyewa tanah diberdayakan untuk bercocok tanam singkong
misalnya.
3. Menyadap karet bagi siswa yang
berdekatan dengan perkebunan karet.
4. Siswa dialokasikan satu minggu untuk belajar muatan lokal pertanian.
Resiko dan permasalahan diatasi
dengan manajemen terbuka, transparan dan profesionalisme. Dampaknya jika timbul
permasalahan bisa diantisipasi sejak awal.
Tugas pokok dan perilaku kepala
sekolah
Kepala sekolah harus komitmen
dalam menjalankan tugas teknis manajeral, yaitu:
1. Inperpersonal, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsinya sebagai figur, pemimpin, dan juru runding;
2. Informational, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsi sebagai pemantau,penyabar,dan perantara
3. Desisional, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsi sebagai wiraswastawan, disturbance
–handler, pengelolaan sumber-sumber, dan negosiator.
Tugas yang diemban kepala sekolah menuntutnya memiliki keterampilan pada
taraf tinggi dalam bidang konsep keadministrasian, kemampuan melakukan hubungan
manusiawi dengan staf secara perseorangan dan kelompok masyarakat, keterampilan
teknis untuk menyelenggarakan tugas-tugas instruksional dan non instruksional
di sekolah.
Kompetensi Kepala sekolah
1. Kepribadian
2. Manajerial
3. Kewirausahaan
4. Suvervisi
5. Sosial (Permen Diknas RI Nomor: 13 tahun 2007
Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kompetensi Kepala sekolah
1. Kepribadian
2. Manajerial
3. Kewirausahaan
4. Suvervisi
5. Sosial (Permen Diknas RI Nomor: 13 tahun 2007
Guru Profesional
dan dampaknya
- Mengelola waktu luang menjadi produktif:
- Menumbuhkan jiwa wira usaha: apa pun usaha yang bisa anda lakukan, atau anda impikan bisa dilakukan, mulailah. keberanian mengambil peluang, keuletan, ketekunan, dan kreativitas adalah kekuatan mewujudkan sebuah impian.
Mungkinkah di
luar kesibukan mengajar di sekolah sambil berbisnis?
1. Menjadi Guru Berprestasi
2. Menjadi Guru Privat yang laris manis
3. Menjadi Guru pengajar di lembaga bimbingan tes
4. Mengelola lebaga privat dan bimbingan belajar
5. Sukses menjadi penulis buku dan penulis di
media masa
6. Berani berwirausaha
Kewiraswastaan dalam Pendidikan
Wiraswata
adalah sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organisasi
(termasuk sekolah) dengan selalu mencari dan menerapkan cara kerja dan
teknologi baru sehingga dicari efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
Apakah ciri-ciri
orang yang memiliki jiwa wiraswasta?
Ada tujuh ciri yaitu:1) percaya diri; 2)
berpikiran positif (positife thinking); 3) berorientasi pada hasil;
4)berani mengambil resiko; 5) memiliki jiwa kepemimpinan; 6) berpikiran
orisinil; 7) berorientasi ke masa depan
Percaya Diri
• Dalam melakukan pekerjaan mereka yakin
akan mampu mengerjakan. Dengan modal ini mereka bekerja tenang, optimis,
dan tidak dihantui oleh rasa takut gagal.
Berpikir positif
(positif thinking)
• Jika
menghadapi suatu masalah atau kejadian dan ketemu seseorang selalu melihat
aspek positifnya.
Berorientasi pada hasil:
· Dalam melaksanakan tugas mereka selalu
berorientasi pada hasil. Hambatan tidak membuat mereka menyerah,
tetapi justru menjadi tertangtang untuk mengatasi, sehingga mencapai hasil
seperti yang direncanakan.
Berani mengambil resiko
•
Banyak
tugas yang memiliki resiko. Baik kecelakaan, kegagalan, dan kerugian. Dalam
melaksanakan tugas, orang berjiwa wiraswasta tidak takut gagal atau rugi,
sehingga tidak takut melakukan pekerjaan meskipun baru.
Berjiwa Pemimpin
• Dalam
mengerjakan tugas selalu memberdayakan oranglain. dan tidak membebankan atau
menyalahkan orang selalu ingin mendayagunakan orang yang ada di sekitarnya dan
membimbing mereka. Jika timbul permasalahan selalu tampil ke depan untuk
mencarai pemecahan.
• Dalam
mengerjakan tugas selalu memberdayakan orang lain. dan tidak membebankan atau
menyalahkan orang selalu ingin mendayagunakan orang yang ada di sekitarnya dan
membimbing mereka. Jika timbul permasalahan selalu tampil ke depan untuk
mencarai pemecahan.
Berpikiran
orisinal
• Selalu
punya gagasan baru, baik untuk mendapatkan peluang maupun mengatasi masalah
yang timbul. Orang berjiwa wiraswasta selalu kreatif dan inovatif.
Berorientasi
kedepan
• Meskipun
menggunakan pengalaman masa lalu sebagai referensi, tetapi orang yang berjiwa
wiraswasta selalu berpikir bagaimana situasi dan kondisi di masa depan. Mereka
mencari peluang untuk memajukan pekerjaannya.
Wiraswasta lebih
banyak terkait dengan aspek sikap.
Bagaimana belajar
wiraswasta efektif?
• Sikap juga terkait dengan pemahaman.
Wiraswasta dapat dipelajari.Banyak bukti menunjukkan orang yang berasal dari
keluarga wiraswasta sering lebih pandai berwiraswasta. Jadi faktor
belajar sangat kuat untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta.
1. Sikap percaya
diri, kepala sekolah mempelajari seluk beluk sekolah dan bagaimana
mengelolanya.
2. Mengembangkan
pikiran positif dimulai meyakinkan bahwa setiap orang dan kejadian dapat
memberi manfaat pada kita. Misalnya tawuran, masuk koran beritanya. Sekolah
menjadi dikenal. Setelah dikenal, tahun berikutnya tidak lagi terjadi tawuran,
maka sekolah menjadi positif beritanya. Kepala sekolah menambah informasi lain
yang positif.
Pantang menyerah
dan berorientasi pada hasil
Pantang menyerah
dan berorientasi pada hasil
Tugas Kepala sekolah:
bagian dari hidup dan masa depan. Keberhasilan mengelola ekolah berarti membuka
masa depan yang lebih baik. Hindari pikiran “Toh sekolah bukan milik kita”
Bagaimana Menerapkan Pola Kewirausahaan di
sekolah?
•
Jika
ingin sukses menerapkan pola kewirausahaan di sekolah,maka kepala ekolah, guru,
dan seluruh staf harus berpikir wirausaha.
•
Tugas
Kepala sekolah harus mengajari dan membimbing guru dan staf untuk memahami dan
mengembangkan ketujuh sikap wiraswasta.
Membuka kantin
sekolah
• Anak
sekolah umurnya sumego: sedang rajin makan, maka peluang ini digunakan untuk
menyediakan makanan murah meriah misalnya singkong goreng, tahu bunting, pisang
goreng, bakso, pecel dan sebagainya. Menghindari makanan yang berbahaya dan
kotor.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah Umum, 1999, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta.
Dadi Permadi,
2007, Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Komite Sekolah, Sarana
Panca Karya Nusa, 2007, jakarta.
Hasyim Ashari
2007, Siapa Bilang Jadi Guru Hidupnya Susah?, 7 Kiat Mendapatkan Penghasilan
Tambahan, Perpustakaan Nasional, penerbit Pinus, Yogyakarta.
Nanang Fattah, (
2003) .Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah, Pustaka Bani
Quraisy, Bandung.
Sudarwan Danim, (
2002).Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung.
1. Berikut ini adalah pengertian Jiwa Wiraswasta:
a. Sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organesasi
sekolah dengan selalu mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru
sehingga dicapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. (X)
b. Sikap dan
perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organesasi sekolah dengan selalu
mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru sehingga memperoleh
kekayaan material yang tinggi.
c. Sikap dan
perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organesasi sekolah dengan selalu
mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru sehingga memperoleh kesejahteraan
soisal yang tinggi.
d. Sikap dan
perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organesasi sekolah dengan selalu
mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru sehingga memperoleh keuntungan
pribadi.
2. Rencana Anggaran Program untuk mewujudkan sekolah yang sukses dalam mengelola
wirausaha diperlukan kecuali:
a. Sedia Komponen Sumber Daya
meliputi: tenaga pengajar, tenaga staf, bahan, peralatan belajar, kondisi
bangunan dan ruangan, buku-buku, serta jasa pelayanan.
b.Identifikasi sumber daya yang
perlu sikap beroperasinya program,
c.Memprioritaskan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan
program
d. Memprioritaskan kepala sekolah yang tamat S-1 sesuai dengan sumber daya yang memiliki
kompetensi.(X)
3. Pengembangan jiwa wirawasta harus memiliki dana yang berasal dari:Sumber Dana
a. Orangtua/Komiate sekolah
b. Partisipasi Masyarakat kepada sekolah
c. Unsur dunia usaha
d. Jawaban a,b,c benar. (X)
4. Berikut ini merupakan usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk merealisir
jiwa wirausaha di sekolah kecuali….
a. Memanfaatkan
Fasilitas Sekolah misalnya menyewakan aula
b. Membuka usaha pertanian bagi yang
memiliki lahan, kebun sekolah
c. Memutar dana sekolah untuk modal usa
d.
Mendirikan kantin dan koperasi sekolah
5. Banyak kemungkinan untuk
menggali sumber dana yang berbasis kemampuan dan potensi yang ada di sekolah
kecuali….
a. Mendirikan kursus komputer,
internet bagi siswa di luar jam belajar
b. Menyadap karet di hari efektif
belajar (X)
c.Menyewa
tanah untuk bercocok tanam singkong di
hari pengembangan diri
d. Menyadap karet bagi siswa yang berdekatan
dengan perkebunan karet di hari pengembangan diri.
6. Tugas pokok dan perilaku kepala sekolah
dalam menjalankan tugas teknis manajeral, yaitu....
1. Inperpersonal, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsinya sebagai figur, pemimpin, dan juru runding;
2. Informational, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsi sebagai pemantau,penyabar,dan perantara
3. Desisional, yaitu
kepala sekolah menjalankan fungsi sebagai wiraswastawan, disturbance
–handler, pengelolaan sumber-sumber, dan negosiator.
4. Jawabab a,b,c benar
7. Ada resiko usaha wirausaha jika nanti koperasi
sekolah itu berkembang. Cara mengatasi dengan teknis...
a. Melaksanakan manajemen terbuka, transparan
dan profesionalisme.
b. Menugaskan pengelola kepada keluarga guru
c. Melaksanakan manajemen terbuka, transparan
dan profesionalisme.(X)
d. Menugaskan siswa untuk jaga koperasi
sekolah di saat jam efektif
8. Kompetensi Kewirausahaan
secara konkret sebagai kepala sekolah adalah....
a. Menciptakan inovasi pembelajaran
yang berguna untuk pengembangan mutu di sekolah
b. Bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif (X)
c. Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai edukator
sekolah
d. Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala rendahnya mutu pembelajaran yang
dihadapi sekolah/madrasah
9. Kompetensi Kepala sekolah menurut Permen Diknas RI Nomor: 13 tahun
2007adalah....
a. Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, suvervisi,
moral
b. Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, suvervisi,
kebijaksanaan
c. Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, suvervisi,
sosial (X)
d. Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, suvervisi,
etika moral.
10 Bagaimana Menerapkan Pola Kewirausahaan di
sekolah?
a.Jika ingin sukses menerapkan pola kewirausahaan
di sekolah, maka kepala sekolah, guru, dan seluruh staf harus sebagai pengusaha
b.Tugas Kepala sekolah harus mengajari dan
membimbing guru dan staf untuk memahami dan mengembangkan kurikulum KTSP
c.Jika ingin sukses menerapkan pola kewirausahaan
di sekolah,maka kepala ekolah, guru, dan seluruh staf harus terjun di bidang wirausaha.
d.Jika ingin sukses menerapkan pola kewirausahaan
di sekolah,maka kepala ekolah, guru, dan seluruh staf harus berpikir wirausaha.(X)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar